Menikah menjadi idaman para wanita dan pria yang belum berumah tangga. Menikah menjadi impian tersendiri di antara mereka. Namun, kebanyakan di antara merekan belum tahu tujuan berumah tangga itu? Apakah sekadar mengubah label dari jomlo menjadi duo, trio, atau kuartet?
Tentu saja tujuan menikah lebih dari label saja. Menikah itu untuk mendapatkan ketenangan, baik ketenangan ibadah atau ketenangan hidup lainnya. Namun, tidak semua pasangan yang menikah bisa mencapai tujuan itu. Bahkan ada yang merasa setelah menikah hidupnya terasa nelangsa. Bagamaina hal ini bisa terjadi?
Dilihat dari kejadian kebanyakan pasangan, keadaan itu dipicu oleh beberapa faktor. Dokter Ryan Thamrin menyebut bahwa ada empat hal yang menyebabkan ketidakharmonisan hubungan suami istri. Pertama, rasa jenuh dengan pasangan. Kedua, suasana monoton yang muncul akibat kebersamaan yang cukup lama. Ketiga adalah fisik. Terakhir, komunikasi dengan pasangan.
Senada dengan apa yang disampaikan dokter Ryan tersebut, faktor psikologis kerap kali menjadi pemicu pertengkaran. Tidak adanya komunikasi yang baik antarpasangan menjadi suasana rumah menjadi tidak nyaman. Kadang masalah sepele pun membuat pertengkaran.
Hal yang sepele itu berawal dari tidak adanya pengertian setiap pasangan pada kebiasaan, keinginan dari pasangan. Ada anggapan bahwa yang dilakukannya adalah benar. Padahal anggapan itu tidak sesuai menurut pasangannya sendiri. Dia menutup mata akan kekurangannya.
Rasa tidak peduli dengan keadaan fisik dan psikis yang dialami pasangan memicu debat yang tidak akan habisnya. Lalu, berakhir dalam diam. Jika sudah begini, berarti perperangan mudah tersulut. Tentu saja hal seperti itu tidak kita inginkan.
Untuk mengatasi hal sepele dan memicu pertengkaran dengan pasangan, kamu bisa melakukan beberapa tindakan seperti berikut ini. Pertama, kenali pasanganmu. Masa' sudah bertahun-tahun menikah kamu tidak tahu keinginan, kesukaan atau ketidaksukaannya. Jika kamu tidak tahu kesukaaan pasanganmu, maka kamu bisa menanyakannya langsung.
Kedua, jangan malas mengintrospeksi diri setelah pertengkaran terjadi. Mungkin saja kamu yang salah dan saat itu tidak menyadarinya. Ketiga, meminta maaf meskipun kamu merasa tidak berbuat salah. Meminta maaf ini penting dan sebagai bukti bahwa kamu bukanlah orang yang egois atau sok benar.
Keempat, belajarlah peka pada pasanganmu karena dia telah berjasa di dalam hidupmu. Contohlah keteladan rosulullah saw. terhadap istrinya. Beliau tidak segan-segan membantu istrinya untuk mengerjakan pekerjaan rumah.
Aisyah umul mukminin mengisahkan, "Rasulullah SAW pernah mencuci pakaian bekas kami, lalu keluar untuk menunaikan shalat dengan pakaian tersebut, dan saya masih melihat bekas cucian itu." (HR Bukhari Muslim).
Terakhir, jangan menganggap seks adalah solusi untuk mendamaikan pasanganmu ya. Seks yang baik adalah yang hadir dengan hati menerima, bukan terpaksa atau dipaksa oleh suatu keadaan.
Istri atau suami itu adalah pakaian, yang bisa menghangatkanmu di saat dingin. Yang bisa menutupi kekuranganmu. Oleh karena itu perlakukan dia dengan sebaik mungkin. Jika kamu ingin dilayani olehnya, maka layani dulu dia. Beri kesenangan di dalam hidupnya, maka dia akan memberi yang lebih untukmu.
Jangan sekali-kali menganggap istrimu yang berhak melakukan semua tugas di rumah sehingga kamu lalai untuk merawatnya. Tahukah kamu bahwa tugas rumah begitu banyak dan mampu dia kerjakan. Tubuhnya sendiri sering diabaikannya. Jangan sampai kamu mengabaikan jiwanya. Jiwanya mudah rapuh dan jangan buat dia bersedih.
Untukmu para istri, ingatlah bahwa suamimu memang bertanggung jawab pada nafkah keluargamu. Dia juga capek, tetapi kamu jangan sungkan untuk meminta bantuanmu. Jangan menggerutu sendiri, yang akhirnya membuat dirimu merasa terpuruk karena sikapnya itu
Referensi:
Hapsari, Endah. 2014. 4 Pemicu Hubungan Suami Istri Tidak Harmonis. Republika.co.id.
Akbar, Agustina Nur. 2020. Sisi Romantis Rasulullah SAW. Republika.co.id.
Konten ini telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Cara ini Bisa Membantumu agar Disayang Pasanganmu", Klik untuk baca:
Kreator: Meliana Aryuni
Comments are closed.